|
Cerita Pilu Teller Bank menangis didepan Semua Nasabah, Karena memberi uang lebih 50 Juta |
Cerita Pilu Teller Bank menangis didepan Semua Nasabah, Karena memberi uang lebih 50 Juta
Bekerja sebagai kontraktor, sangat erat kaitannya dengan cash flow keuangan. Semua harus diatur dengan baik, mulai dari perencanaan modal, rencana cash flow, rencana man power, material, dsb. Setiap hari harus ada dilapangan, kalau tidak terjadwal maka semuanya bisa berantakan. Tidak boleh terlambat urusan pembayaran ke partner maupun gaji karyawan, dan harus detail. Salah sedikit maka akan ada hukuman dari atasan, bisa jadi kunci inggris melayang ke muka saya. Karena semua harus ikuti peraturan yang berlaku agar tidak menjadi kesalahan fatal yang berdampak besar. Pada hari itu juga ada perubahan cash flow, maka saya harus mengambil uang ke salah satu bank di daerah Purwokerto, Banyumas, Jawa tengah.
Suatu ketika, saya antri ke salah satu bank dan hari itu cukup ramai. Karena menjelang siang, dan mungkin mengejar waktu sholat jumat. Tempat duduk antrian pun penuh, maka harus berdiri didepan teller. Sebelumnya saya disuruh satpam untuk mengisi form penarikan uang, beserta pengecekan KTP.
Tiba giliran saya. Saya serahkan form penarikan uang, tertulis Rp 100 Juta, sertakan juga buku tabungan dan ktp kepada teller. Setelah teller memeriksa, tertulis 100 juta, saya sertakan juga buku tabungan dan ktp kepada teller. Setelah teller memerika form penarikan, coret sana coret sini, lalu teller menyiapkan uangnya. Saya perhatikan teller sibuk menghitung uangnya dengan manual. Saya rasa dengan menghitung manual akan sangat lama sekali dengan uang sebanyak itu. Sekitar 15 menit waktu yang dihabiskan teller untuk menghitung uang, bahkan meminta bantuan ke teller lainnya.
Setelah selesai, teller menyerahkan uang ke saya 3 ikatan besar. Uang yang saya terima dan tidak lupa tersenyum kepada saya. Sayapun membalas senyumannya. Teller menyerahkan form penarikan yang sudah ditandatangani dan distempel. Uang saya segera masuk tas. Saya memang harus segera pergi karena memang buru-buru. Tetapi ada yang janggal, dan ternyata teller memberikan uang lebih yaitu senilai Rp 150 juta. Saya duduk sejenak dan berfikir, apakah ini uang akan dikembalikan atau tidak ya. Lumayan ini lebih Rp 50 juta kan bisa buat beli motor ninja 250 bekas. Bisa buat nongki kan.
Tapi tidak, saya kembali ke teller dan menyerahkan uang lebihnya. Kemudian seketika wajah teller Yang tadinya murah senyum menjadi kaget, muka merah, dan pucat. Kata maaf dan terima kasih berulang-ulang keluar dari mulutnya sambil menangis. Head tellernya datang dan memeriksa form untuk mengecek kebenarannya. Dalam waktu bersamaan saya memberi tahu keteller bahwa ada yang janggal, kenapa bank sebesar ini tidak menggunakan "Mesin Hitung Uang" otomatis, karena kan bisa memudahkan teller untuk menghitung uang, dan saya sarankan untuk bisa beli di "PD Indoapi Sarana Utama". Tetapi head office bilang, bahwa mesinnya sedang rusak. Saya jawab lagi di "PD Indoapi Sarana Utama" juga bisa menerima service apapun mereknya.
Dengan sangat senang head teller dan tellernya mengucapkan permohonan maaf berkali-kali dan terima kasih karena telah membantu mengembalikan uang dan sarannya.